Rabu, 16 Juli 2008

Malam di Desa Pagar Bumi, Ciamis

"Mengapa orang miskin selalu dijadikan korban..??"

Entah mengapa..bila aku tiba di suatu tempat, hari selalu menjelang malam....
Begitu juga ketika aku memasuki kawasan Desa Pagar Bumi, Kabupaten Ciamis hari itu...
Keheningan dan kesunyian mencengram suasana desa.... Ada apakah..??

Beberapa hari sebelumnya, aku membaca di koran dan juga melihat di televisi...tentang operasi illegal logging di kawasan desa tsb.. aku tertarik untuk melihatnya dari dekat sehingga tawaran seorang teman utk mendampingi Tim Pencari Fakta dari Komnas HAM pada waktu itu tanpa pikir panjang langsung aku terima....karena aku tidak yakin bahwa petani di desa tega menghancurkan lingkungan timpat mereka menumpukan harapan dan hidup begitu saja...

Di sebuah rumah, nampak beberapa orang berkumpul dan ketika aku berhenti, nampak raut wajah mereka agak terkejut dan mata mereka menatapku curiga, entah apa yang ada di benak mereka pada waktu itu..
Aku memperkenalkan diriku, setelah yang lain juga memperkenalkan diri..seketika wajah mereka yang tegang agak mengendur.dan beberapa diantaranya mulai bisa tersenyum...

Hari telah gelap ketika kami berkumpul di teras rumahsalah satu warga, dan mulailah terjadi dialog yang cukup unik, karena kami menggunakan bahasa Indonesia sementara warga desa menjawabnya dengan bahasa daerah, bahasa ibu mereka bahasa Sunda.....Demikian juga ketika mereka bertanya, mereka menggunakan bahasa Sunda dan kami membalasnya dengan bahasa Indonesia, sebuah komunikasi yang unik..namun untuknya ada teman yang bisa berbahasa Sunda dan menjadi translater dadakan...

Sedikit aku ceritakan kenapa sampai Komnas HAM datang kesana...seperti yang aku sebutkan ditas beberapa waktu sebelumnya daerah tersebut dijakdikan daerah operasi pemberantasan illegal logging dengan nama Operasi Hutan Lestari Lodaya...dan penduduk desa tersebut dikatakan sebagai para pembalak hutan jati dikawasan tersebut..namun dibalik kegiatan yang seharusnya mulia tersebut ada cerita lain, dimana menurut laporan beberapa aktivis NGO dan juga Ormas Tani setempat, para penduduk desa di intimidasi dan terjadi suatu bentuk teror... Tentunya ini harus di cari kebenarannya, untuk itulah beberapa Organisasi Masyarakat Sipil dan Ormas2 Tani membentuk Tim Advokasi yang bekerja sama dg Komnas HAM untuk mengungkap kebenaran dibalik semua issue dan cerita yang berkembang.

Ok..kembali ke ceritaku tadi...
Setelah saling memperkenalkan diri, mulailah satu persatu penduduk desa bercerita ttg apa yg terjadi, hampir semua yang hadir adalah Ibu-Ibu dan Anak-anak...(kemudian baru kami tahu bahwa para lelaki dewasa byk yang lari bersembunyi karena takut ditangkap oleh aparat).
Cerita yang mereka paparkan sangat mencengangkan, dimana para aparat yang seharusnya melindungi warga negara dari intimidasi dan teror, justru menyebarkan teror di desa tersebut. Sehingga anak2 takut berangkat kesekolah bahkan untuk tidu malampun mereka memilih tidur di Mesjid karena takut pulang kerumah. Dalam melaksanakan tugasnya..pihak aparat melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji..mereka telah menodai nama kesatuan mereka sendiri..

Beberapa rumah di bobol dan bahkan ada harta benda penduduk yang di ambil, bahkan pada sebuah rumah yang juga memiliki warung, terjadi penjarahan...Barang2 dlm rumah dirusak dan barang2 dlm warung banyak yang diambil, beberapa ekor ayam penduduk di ambil, begitu juga dengan kolam ikan peliharaan penduduk...ikannya diambil. Beras beberapa karung diambil untuk makan para aparat tersebut..tentunya ini bisa dipastikan bukan perintah dari atasan mereka..tapi memang bentuk arogansi mereka yang bertugas. Kami sempat melihat-lihat rumah penduduk yang di bongkar dan juga warung yang dijarah tersebut...kejadian ini sangat memprihatinkan.

Setelah berkeliling melihat-lihat keadaan rumah-rumah penduduk..aku duduk termenung..mengapa terjadi hal yang seperti ini..sudah tidak ada lagi keadilan itu..sudah matikah rasa dan hati nurani aparat-aparat tersebut sehingga mereka tega berlaku demikian terhadap penduduk desa yang rata-rat petani dan tergolong miskin tersebut...mengapa mereka dijadikan sasaran ketidak becusan orang lain dalam mengurus sebuah perum perkebunan. Mengapa orang "kecil"..penduduk miskin di desa yang di salahkan..???

Dalam prakteknya memang banyak sekali terjadi penyimpang, tapi penyimpangan kali ini memprihatinkan sekali, dimana disatu sisi sebuah Perusahaan milik negara yang diharapkan mampu memebrikan kesejahteraan masyarakat, setidak-tidaknya masyarakat sekitar konsesi perkebunan tersebut...justru berlaku sebaliknya..dalam beberapa waktu ini saja telah terjadi extra judicial killing yang dilakukan oleh petugas keamanan perusahaan tersebut terhadap para petani miskin di desa2 sekitar konsesi mereka...hanya berlandaskan pada KECURIGAAN saja, sudah cukup bagi aparat keamanan tersebut untuk menembak orang yang belum tentu bersalah. Mereka bagaikan negara dalam negara...dan sebagai imbasnya..orang-orang miskin yang menjadi korban.... Kenapa selalu orang miskin yang jadi korban..???

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda