Anak-anak muda dalam lingkaran kehidupan
"Kadang hidup memang seperti tidak adil"
Kehidupan kadang aneh... banyak yang bilang bahwa hidup bagai roda yang berputar, tapi menurutku ga juga tuh....
Aku saat itu sedang jalan di sebuah kota di kalimantan, sebagaimana kota2 besar di daerah, kota inipun sedang dalam tahap membangun...banyak ruko-ruko di dirikan atau baru dalam tahap pembangunan. Di beberapa sudut agak keluar kota nampak juga perumahan-perumahan KPR BTN. Dan seperti biasa di Kota yang mulai menggeliat itu nampak cafe-cafe baik itu permanen ataupun cafe-cafe tenda.
Di sebuah cafe tenda, nampak sekelompok anak muda yang lagi "hang out" dan kayaknya enjoy banget dengan pembicaraan mereka, itu terlihat dari gelak tawa mereka...nampaknya hidup bagi mereka begitu menyenangkan. Bukan bermaksud usil ketika tanpa sengaja aku dengar apa pembicaraan mereka...dan bukan bermaksud apa-apa kalo aku duduk kebetulan dekat dengan mereka. Aku pikir ga ada salahnya juga nguping sedikit pembicaraan antara anak-anak muda itu..aku lirik pakaian dan penampilan mereka..yah..lumayanlah..mereka mengikuti mode betul nampaknya.
Sekilas nampak kalo mereka anak-anak orang berada, terlihat dari handphone dan assesories yang mereka kenakan. dari pembicaraan mereka ternyata mereka membicarakan fashion show yang baru aja mereka saksikan, dan juga tentang musik atau tepatnya konser musik. Nampaknya emang menyenangkan kehidupan mereka tuh..dalam pembicaraan mereka sesekali aku dengar mereka mencemooh teman-teman mereka yang katanya terlalu sok dan cari muka sama dosen...wow..apapula itu..
Aku menghirup asap rokokku, menghembuskannya pelan-pelan..terbayang aku akan anak-anak didesa yang baru 2 hari sebelumnya aku tinggalkan dan membandingkan dengan kehidupan anak2 desa tersebut...wah..sebuah kontradiksi atau bahkan sebuah paradoks...Sebuah sketsa kehidupan yang seakan-akan hitam putih...
Beberapa hari sebelumnya, aku berada di sebuah desa yang bernama RUNTU, di kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Jauh berbeda dengan kondisi di kota Palangkaraya yang sepertinya jauh dari masalah dan anak-anak mudanya begitu menikmati hidup, di desa Runtu, kehidupan begitu mencekam...konflik agraria, perebutan hak atas tanah antara masyarakat Desa Runtu yang sudah bermukim disana sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik ini di kumandangkan oleh Sukarno dan Hatta....dengan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang baru sejak tahun 2006 mengajukan ijin konsesi perkebunan, bahkan HGU aja perusahaan tersebut belum memiliki, namun kenyataan di lapangan, perusahaan sudah melakukan land clearing di back up secara penuh oleh aparat kepolisian setempat tentu sebagaimana kebiasaan sebuah perusahaan yang eksploitatif, mereka memiliki tenaga keamanan sendiri yang kadang lebih kejam dari pada tentara jengish khan...
Kehidupan desa yang bersahaja, berubah menjadi rangkaian teror psikologis bagi masyarakat desa... Masa depan anak-anak muda di desa tersebut seakan-akan buram dan tidak jelas, apa yang bisa di harapkan mereka dari kehidupan penuh tekanan tersebut...?? Beberapa Tokoh desa yang mencoba membela hak mereka di tahan dan di kriminalisasikan dengan tuduhan yang dibuat sedemikian rupa... Salah seorang anak muda yang aku kenal dengan gagah berani membela hak orang tuanya, membela hak keluarga dan hak warga desa lainnya, di kriminalisasikan dan di jebloskan ke dalam penjara...wow.. sungguh luar biasa negara ini...anak-anak muda pemberani yang tidak sudi menghamba pada investasi asing dan juga mau mandiri serta berdaulat atas tanah, berdaulat atas sumberdaya kehidupannya, dengan begitu arogan di kriminalkan...Dalam sebuah kesempatan, seorang petinggi di kabupaten tersebut mengatakan, bahwa mereka harus menerima pembangunan dan untuk membangun mereka perlu dana dari luar negeri, agar masyarakat menjadi sejahtera...wow..wow... sebentar dulu... sebegitu jauh perampasan hak tanah atas rakyat yang dilakukan oleh aparatus negara dan investasi...tidak ada satupun yang mampu mensejahterakan rakyat di seluruh pelosok negeri ini...yang kaya yah tetap saja..komprador-komprador dan para Kabir (kapitalist birokrat) yang menghamba pada modal dan emnggunakan kekuasaan sebagai alat untuk menindas sesama dan mengisap kaum sebangsa...
Ketidakadilan ini memang sebuah paradoks bagi kehidupan berbangsa di negara ini, anak-anak muda di kota dengan tenang menikmati kucuran uang dari oarang tua mereka, yang mungkin bagian dari kapitalis birokrat yang selalu mengatas namakan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, atau juga orang tua mereka adalah para anggota dewan yg gila hormat dan selalu merasa bekerja untuk rakyat...dan mereka dimanjakan oleh keadaan, menjadi kumpulan2 mahkluk hedonist yang bagiku menjijikan...anak-anak muda tanpa empati...anak-anak muda tanpa hati nurani, yang menganggap kemiskinan dan pemiskinan yang terjadi adalah hal yang biasa, dan menganggap kekayaan yang diperoleh orang tuanya adalah karunia...mereka menjadi makhluk-makhluk yang beranggapan, bahwa tuhan hanya ada untuk orang-orang seperti mereka dan kemiskinan serta pemiskinan yang terjadi adalah ganjaran atas kebodohan orang-orang di desa, ataupun yang berada di sudut-sudut kota...
Anak-anak muda ini di ajarkan untuk berdoa bagi kemuliaan diri sendiri..anak-anak muda ini di ajarkan utk mengenal tuhan yang di puja-puji orang tua mereka yang lalim..kesholehan yang sangat egois...tidak ada kesholehan sosial di hati para komprador... Dan Negara telah memfasilitasi kelaliman ini dengan sangat sadar dan terbuka...
astaga...!!!!
Bayangkan tuhan seperti apa yang dipercaya oleh orang tua-orang tua anak-anak muda kota yang hedont tersebut...bila terjadi bencana banjir di suatu tempat, dengan lantang mereka mengatakan...ini takdir tuhan...rakyat harus tawaqal...sabar dan menerima segala bencana itu dengan rela...padahal...bencana banjir itu terjadi setiap tahun di tempat yang sama, di daerah yang sama...sungguh kejam tuhan mereka itu kalo begitu...yang setiap tahun di bulan yang hampir sama memberikan bencana di tempat yang sama pula...luar biasa tentunyakan...???
Malam kian larut, tawa anak-anak muda itu kian redup...sembari merenung perlahan aku tinggalkan kawasan tempat ngumpul anak-anak muda itu...dendamku pada keadaan semakin menghitam...suatu saat... suatu saat pasti akan aku balas..tapi sudahlah...malam itu aku harus cepat tidur agar besok paginya tidak kesiangan, karena perjalananku masih harus kulanjutkan lagi...masih banyak tempat dan cerita yang harus aku hadapi...yah...inilah kehidupan di negara yang tidak pernah selesai dalam menterjemahkan sejarahnya...kumpulan bangsa yang mulai kehilangan filosofi dasar kehidupannya...kumpulan bangsa yang tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar pembentukan bangsa ini...
Kehidupan kadang aneh... banyak yang bilang bahwa hidup bagai roda yang berputar, tapi menurutku ga juga tuh....
Aku saat itu sedang jalan di sebuah kota di kalimantan, sebagaimana kota2 besar di daerah, kota inipun sedang dalam tahap membangun...banyak ruko-ruko di dirikan atau baru dalam tahap pembangunan. Di beberapa sudut agak keluar kota nampak juga perumahan-perumahan KPR BTN. Dan seperti biasa di Kota yang mulai menggeliat itu nampak cafe-cafe baik itu permanen ataupun cafe-cafe tenda.
Di sebuah cafe tenda, nampak sekelompok anak muda yang lagi "hang out" dan kayaknya enjoy banget dengan pembicaraan mereka, itu terlihat dari gelak tawa mereka...nampaknya hidup bagi mereka begitu menyenangkan. Bukan bermaksud usil ketika tanpa sengaja aku dengar apa pembicaraan mereka...dan bukan bermaksud apa-apa kalo aku duduk kebetulan dekat dengan mereka. Aku pikir ga ada salahnya juga nguping sedikit pembicaraan antara anak-anak muda itu..aku lirik pakaian dan penampilan mereka..yah..lumayanlah..mereka mengikuti mode betul nampaknya.
Sekilas nampak kalo mereka anak-anak orang berada, terlihat dari handphone dan assesories yang mereka kenakan. dari pembicaraan mereka ternyata mereka membicarakan fashion show yang baru aja mereka saksikan, dan juga tentang musik atau tepatnya konser musik. Nampaknya emang menyenangkan kehidupan mereka tuh..dalam pembicaraan mereka sesekali aku dengar mereka mencemooh teman-teman mereka yang katanya terlalu sok dan cari muka sama dosen...wow..apapula itu..
Aku menghirup asap rokokku, menghembuskannya pelan-pelan..terbayang aku akan anak-anak didesa yang baru 2 hari sebelumnya aku tinggalkan dan membandingkan dengan kehidupan anak2 desa tersebut...wah..sebuah kontradiksi atau bahkan sebuah paradoks...Sebuah sketsa kehidupan yang seakan-akan hitam putih...
Beberapa hari sebelumnya, aku berada di sebuah desa yang bernama RUNTU, di kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Jauh berbeda dengan kondisi di kota Palangkaraya yang sepertinya jauh dari masalah dan anak-anak mudanya begitu menikmati hidup, di desa Runtu, kehidupan begitu mencekam...konflik agraria, perebutan hak atas tanah antara masyarakat Desa Runtu yang sudah bermukim disana sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik ini di kumandangkan oleh Sukarno dan Hatta....dengan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang baru sejak tahun 2006 mengajukan ijin konsesi perkebunan, bahkan HGU aja perusahaan tersebut belum memiliki, namun kenyataan di lapangan, perusahaan sudah melakukan land clearing di back up secara penuh oleh aparat kepolisian setempat tentu sebagaimana kebiasaan sebuah perusahaan yang eksploitatif, mereka memiliki tenaga keamanan sendiri yang kadang lebih kejam dari pada tentara jengish khan...
Kehidupan desa yang bersahaja, berubah menjadi rangkaian teror psikologis bagi masyarakat desa... Masa depan anak-anak muda di desa tersebut seakan-akan buram dan tidak jelas, apa yang bisa di harapkan mereka dari kehidupan penuh tekanan tersebut...?? Beberapa Tokoh desa yang mencoba membela hak mereka di tahan dan di kriminalisasikan dengan tuduhan yang dibuat sedemikian rupa... Salah seorang anak muda yang aku kenal dengan gagah berani membela hak orang tuanya, membela hak keluarga dan hak warga desa lainnya, di kriminalisasikan dan di jebloskan ke dalam penjara...wow.. sungguh luar biasa negara ini...anak-anak muda pemberani yang tidak sudi menghamba pada investasi asing dan juga mau mandiri serta berdaulat atas tanah, berdaulat atas sumberdaya kehidupannya, dengan begitu arogan di kriminalkan...Dalam sebuah kesempatan, seorang petinggi di kabupaten tersebut mengatakan, bahwa mereka harus menerima pembangunan dan untuk membangun mereka perlu dana dari luar negeri, agar masyarakat menjadi sejahtera...wow..wow... sebentar dulu... sebegitu jauh perampasan hak tanah atas rakyat yang dilakukan oleh aparatus negara dan investasi...tidak ada satupun yang mampu mensejahterakan rakyat di seluruh pelosok negeri ini...yang kaya yah tetap saja..komprador-komprador dan para Kabir (kapitalist birokrat) yang menghamba pada modal dan emnggunakan kekuasaan sebagai alat untuk menindas sesama dan mengisap kaum sebangsa...
Ketidakadilan ini memang sebuah paradoks bagi kehidupan berbangsa di negara ini, anak-anak muda di kota dengan tenang menikmati kucuran uang dari oarang tua mereka, yang mungkin bagian dari kapitalis birokrat yang selalu mengatas namakan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, atau juga orang tua mereka adalah para anggota dewan yg gila hormat dan selalu merasa bekerja untuk rakyat...dan mereka dimanjakan oleh keadaan, menjadi kumpulan2 mahkluk hedonist yang bagiku menjijikan...anak-anak muda tanpa empati...anak-anak muda tanpa hati nurani, yang menganggap kemiskinan dan pemiskinan yang terjadi adalah hal yang biasa, dan menganggap kekayaan yang diperoleh orang tuanya adalah karunia...mereka menjadi makhluk-makhluk yang beranggapan, bahwa tuhan hanya ada untuk orang-orang seperti mereka dan kemiskinan serta pemiskinan yang terjadi adalah ganjaran atas kebodohan orang-orang di desa, ataupun yang berada di sudut-sudut kota...
Anak-anak muda ini di ajarkan untuk berdoa bagi kemuliaan diri sendiri..anak-anak muda ini di ajarkan utk mengenal tuhan yang di puja-puji orang tua mereka yang lalim..kesholehan yang sangat egois...tidak ada kesholehan sosial di hati para komprador... Dan Negara telah memfasilitasi kelaliman ini dengan sangat sadar dan terbuka...
astaga...!!!!
Bayangkan tuhan seperti apa yang dipercaya oleh orang tua-orang tua anak-anak muda kota yang hedont tersebut...bila terjadi bencana banjir di suatu tempat, dengan lantang mereka mengatakan...ini takdir tuhan...rakyat harus tawaqal...sabar dan menerima segala bencana itu dengan rela...padahal...bencana banjir itu terjadi setiap tahun di tempat yang sama, di daerah yang sama...sungguh kejam tuhan mereka itu kalo begitu...yang setiap tahun di bulan yang hampir sama memberikan bencana di tempat yang sama pula...luar biasa tentunyakan...???
Malam kian larut, tawa anak-anak muda itu kian redup...sembari merenung perlahan aku tinggalkan kawasan tempat ngumpul anak-anak muda itu...dendamku pada keadaan semakin menghitam...suatu saat... suatu saat pasti akan aku balas..tapi sudahlah...malam itu aku harus cepat tidur agar besok paginya tidak kesiangan, karena perjalananku masih harus kulanjutkan lagi...masih banyak tempat dan cerita yang harus aku hadapi...yah...inilah kehidupan di negara yang tidak pernah selesai dalam menterjemahkan sejarahnya...kumpulan bangsa yang mulai kehilangan filosofi dasar kehidupannya...kumpulan bangsa yang tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar pembentukan bangsa ini...
Label: Perenungan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda