Kapan Bermula
Mengapa aku menjadi setengah kafir seperti ini...
padahal hatiku teguh pegang amanah
kegalauan pikir adalah milik mereka yang bertuhan pada kemewahan.
Sementara aku bukan bagian dari mereka.
Sebagai pendosa aku bangga pada hidupku,
yang berkeyakinan pikir dan bermahzabkan logika.
Tak terbantahkan aku bersabda,
bahkan malam tunduk pada kutukku
Mengapa ada gelisah menyeruak di sela hati
Padahal hatiku seteguh batu karang...
kegelisahan adalah milik mereka yang pongah
sementara aku adalah pembagi keriangan
Aku kufur dalam sikap, masgul dalam kata kata
dosa dosa manis yang kubuat, adalah impian belia yang kulenakan
kapan saja iya bisa kubangkitkan, tergantung hasrat...
Sekendak hati kuatur deritamu... tapi perihnya menyiksaku...
Mengapa aku menjadi setengah kafir...
padahal aku adalah takdir bagi diriku,
tuhan bagi kehendakku, nabi bagi pikirku.
Dan aku tak perlu bersujud dan memuji....
Kalaulah ada kesetiaan...
hadirkan ia disini...biar lekat kupandangi
dan kutemani sembari bernyanyi
agar harapan dan gairah menyatu dalam bathin
Sebagai pendosa aku hidup...
dalam kehendak diri dan aturan akalku...
lalu kenapa aku masih menangis....
meratap menunggu kebebasanmu....
Peperangan dengan bathin
kemenangan tertuliskan dalam angan...
pikir bukan lagi pelita; Ia menjadi racun...
Berkeringat aku menggigil, marah pada ketakberdayaanku.
Banjarbaru, 06 September 2006
"Ketika aku tak kuasa menerobos kebuntuan pikirku.....
kapan perjuangan ini bermula..? Kapan ia akan menuju kemenangan....?"
Label: Menyapa nurani
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda