Senin, 09 Juni 2008

Malam di bawah bulan (2)

Kadang, kita dihadapkan oleh kenyataan yg paradoks...

Gerimis menjelang pagi, ketika aku berteduh di depan emperan toko di kawasan menteng. Dingin udara malam menjelang pagi itu tak terasa karena hangat badan setelah minum bir disebuah cafe, aku celingak-celinguk melihat kejalan menunggu kalau-kalau ada taxi yang melintas karena mataku sudah mulai ngantuk.
Tak sengaja pandanganku terbentur pada sudut emperan toko tersebut, di sana nampak beberapa anak-anak tidur berimpitan. Mungkin mereka mencoba mengusir dinginnya malam dengan saling menghangatkan badan dengan tidur berdesakan. Beberapa diantaranya menggunakan baju sekolah putih-merah, baju anak SD. Ku tatap kelompok anak itu dan menghitung mereka satu-satu, kulihat mereka. Nampak wajah-wajah kuyu itu tidur tenang di belai hembusan angin dingin musim hujan, jumlah mereka ternyata ada 8 orang.
Entah anak-anak siapa mereka ini, kenapa mereka sampai tidur di emperan toko ini, apakah mereka sudah makan, apakah mereka benar-benar bersekolah... Banyak tanya muncul dibenakku. Sesekali satu dua diantaranya menepuk badan dan menggaruk, mungkin digigit nyamuk, mungkin juga gatal karena memang tempat itu agak kotor atau mungkin ada kutu busuk di kardus alas mereka tidur.

Termenung aku saat itu..teringat beberapa lembar uang lima puluhan ribu yang aku keluarkan untuk bersantai mendengarkan musik dan minum-minum di cafe tadi....
Ahh.....aku berkeluh..perasaanku saat itu gamang dan tidak karuan, ada rasa sesak menyeruak di dadaku. Bulan yang menyembul samar tertutup gerimis seakan-akan menegurku dengan tatapannya yang sedih dan berduka.

Label: